Selamat Jalan Gus Dur

Innalillahi Wa Innaikaihi Raji’un

Dipenghujung akhir pergantian tahun, ternyta juga menjadi akhir dari kehidupan Mantan Presiden ke 4 RI KH Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur, kemarin (30/12/2009) beliau wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada usia 69 Tahun.
Sungguh menjadi berita duka dalam tak terhankan, harus kehilangan salah satu Bapak Bangsa yang mengaku sebagai demokratis sejati. Sebab beliau banyak memberi suri tauladan istimewa dalam dimensi kehidupan. Taka hanya dalam bidang politik, tapi beliau juga religius, humanis serta humoris.
Mantan Ketua PBNU ini pula yang mengajarkan kepada kita, betapa indahnya kedamaian integrasi Keislaman, Keindonesiaan dan kemajuan peradapan manusia di dunia.
Kendati kritik maupun pernyataan yang sering kontroversial, bangsa kita akhirnya mau membuka hati bahwa esensi yang diperjuangkan Gus Dur benar adanya. Benar dalam kehidupan duniawi pun kehidupan setelah mati, karena memang berpijak pada nilai religi.
Keujuran serta keberanian menyampaikan kebenaran serta pengabdian tulus kepada umat, Bangsa dan Negara serta alam inilah yang patut kita tauladani dan amalkan.
Beliau juga sosok berani terhadap sesuatu yang diyakini benar. Baliau juga tak pernah gentar menyatakan sesuatu yang berbeda, meskipun berlawanan dengan pendapat banyak orang.
Seperti saat ini, Gus Dur selaku pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), juga harus rela meninggalkan partai yang didirikanya dan masih menyisakan konflik internal partai, itu juga karena sikapnya yang kontroversi. Namun demikian, beliau juga tak mungkin bisa dipisahkan dari PKB, partai yang pernah dibesarkanya. 
Disisi lain banyak juga yang menilai positif terhadap sikap Gus Dur yang kadang kontroversi. Ahmad Dani, salah satu pentolan Group Band Dewa ini menilai, bahwa pemikiran Gus Dur terlalu maju untuk diterapkan di indonesia. bahkan masih banyak kalangan artis tersohor yang juga menilai positif terhadap pemikiran beliau. Bahkan diluar Negara Indonesia, nama beliau juga dijadikan sebagai salah satu nama Lembaga Institusi (Abdurrahman Wahid Institute), hal demikian tak lain karena pemikiran beliau yang begitu intelektual bahkan mungkin dapat memahami dan menguasai berbagai ilmu.
Kebijakan naturalisasi bagi warga keturunan tionghoa dan pengakuan resmi agama Konghuchu, juga menjadi bukti bakti Gus Dur untuk umat lain dalam Bineka Tunggal Ika. Ketika dua Pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Ryanto dan Chandra M Hmzah ditahan Mabes Polri, Gus Dur pun menjadi tokoh pertama yang pasang badan, padahal ketika itu kondisi beliau mulai memburuk. Bahkan sebelum beliau dipanggil Alloh SWT, beliau tetap melakukan kunjungan ke sejumlah Pondok Pesantren di Jawa Timur. Tokoh Nasioanal serta Internasional ini sempat juga menziarahi makam orangtua dan kakeknya.
Kini tokoh yang pernah menimba ilmu sastra di Universitas Baghdad Iraq ini telah tiada. Menjadi tantangan bagi kita, untuk meneruskan dan mengamalkan, serta mengembangkan perjuangan Bapak Bangsa kelahiran Denanyar Jombang Jawa Timur, 4 Agustus 1940 itu. 
Sungguh berita duka yang begitu dalam harus dirasakan bukan hanya kalangan keluarga beliau, tetapi juga seluruh umat, masyarakat, bangsa dan negara. sebagai penghormatan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghingbau kepada seluruh warga untuk mendirikan bendera setengah tiang selama 7 (tujuh) hari.
Selamat Jalan Gus, semoga mendapat tempat yang mulia disisi Alloh SWt sesuai dengan amal dan perbuatan yang telah didedikasikan untuk umat, Bangsa dan Negara kita tercinta. Amin...amin…Ya Rabbal Alamin….Wassalam



                             

2 komentar: