Sebuah Nama Dari Seberang

Meski kita begitu dekat, namun aku tak pernah bisa menghitung jumlah detak jantungmu atau sekedar melukiskan senyum bibirmu dalam uraturat lamunku.
Haruskah kita saling menggilai harapan, yang tibatiba menjelma menjadi rindu,lalu sepi.
semetara jarak begitu menggilai perpisahan, seperti gilanya malam pada bintang atau gilanya pagi pada mentari, agar kita tak saling melukai lalu perlahan-lahan saling melupakan.

Oh Tuhan...
"seandainya waktu bisa diputar kembali,aku memilih untuk tidak mengenalmu" pintamu

"seandainya waktu bisa diputar kembali,aku memilih kita dilahirkan tanpa jarak" pintaku

Walau kadang kita gugup mengeja huruf demi huruf harapan, semoga jarak tak pernah lupa menuliskan huruf demi huruf sebuah nama, sebuah nama yang tlah memberi banyak kenangan.
namamu dijiwaku dan namaku dijiwamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar