Sejaraha Perayaan Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke Tujuh SM. selengkapnya
Seperti tahun sebelum-sebelumnya, ketika malam tahun baru itu tiba, orang -orang sibuk menyiapkan acara-acara untuk menyambut datangnya tahun baru.
Pada malam tahun baru, berbagai macam perayaan yang dilakukan oleh meraka setelah menjalani aktifitas selama satu tahun sebelumnya, seperti pesta miras, pesta kmbang api, istighasah dan lain-lain. Pelaksanaan perayaan itu tentu didasari sebuah perasaan yang ada dalam dirinya, sehingga timbulah sebuah niat untuk merayakan penyambutan tahun baru.
Kalau melihat macam-macam perayaan tersebut ditinjau dari segi kesenangan, ada tiga kelompok perayaan dengan dengan dasar perasaan yang berbeda.
Pertama: Perayaan yang dilakukan dengan cara hura-hura, atau kesenangan lainya.
Kelopmpok ini mengesankan bahwa mereka selama menjalani aktifitas dalam satu tahun, seakan-akan kelompok ini telah berhasil menjalninya dengan baik. sehingga bagi kelompok ini ketika malam tahun baru tiba, maka sepertinya harus melaksakan perayaan yang istimewa. dalam perayaan, kelompok ini lebih condong mengunakan materi.
Kalau melihat macam-macam perayaan tersebut ditinjau dari segi kesenangan, ada tiga kelompok perayaan dengan dengan dasar perasaan yang berbeda.
Pertama: Perayaan yang dilakukan dengan cara hura-hura, atau kesenangan lainya.
Kelopmpok ini mengesankan bahwa mereka selama menjalani aktifitas dalam satu tahun, seakan-akan kelompok ini telah berhasil menjalninya dengan baik. sehingga bagi kelompok ini ketika malam tahun baru tiba, maka sepertinya harus melaksakan perayaan yang istimewa. dalam perayaan, kelompok ini lebih condong mengunakan materi.
Kedua: perayaan yang dilakukan dengan merenung dan bermuhasabah (berfikir) terhadap perjalan selama satu tahun.
bagi kelompok ini merenung dilakukan untuk menimbang-nimbang dari setiap kebaikan dan keburukan yang mungkin sengaja atau tidak telah mereka lakukan. dalam satu tahun yang telah dilewati, meraka berfikir apakah selama ini lebih banyak kebaikan atau malah lebih banyak keburukan.
sehingga kelompok ini anggan melakukan perayaan yang sifatnya hura-hura.
perayaan oleh kelompok ini lebih condong kepada aspek religi, yakni lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Ketiga: kelompok ini merupakan kelompok yang menganggap bahwa malam tahun baru bukanlah hal yang istimewa untuk dirayakan, bukan pula sebagai malam yang begitu tepat untuk direnungkan.
karena bagi kelompok ini, akhir tahun tidak bisa dijadikan barometer untuk menentukan keberhasilan juga bukan waktu yang tepat untuk dijadikan malam perenungan, karena untuk mengukur keberhasilan dan merenung atau berfikir bisa dilakukan setiap hari atau setiap bukan, tanpa harus menunggu akhir tahun.
sehingga kelompok ini, ketika tiba malam tahun baru cendrung untuk tidak melakukan aktifitas seperti peraan dan perenungan sebagaimana yang banyak dilakukan olek kelompok lainya.
karena bagi kelompok ini, akhir tahun tidak bisa dijadikan barometer untuk menentukan keberhasilan juga bukan waktu yang tepat untuk dijadikan malam perenungan, karena untuk mengukur keberhasilan dan merenung atau berfikir bisa dilakukan setiap hari atau setiap bukan, tanpa harus menunggu akhir tahun.
sehingga kelompok ini, ketika tiba malam tahun baru cendrung untuk tidak melakukan aktifitas seperti peraan dan perenungan sebagaimana yang banyak dilakukan olek kelompok lainya.
Namun pada sebenarnya siapapun akan mengharapkan bahwa ditahun selanjutnya biasa menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar