Oleh: Bpk Imam Suprayogo
Rektor UIN Malang
Sudah menjadi pemahaman bagi semua bahwa ayat yang pertama kali diturunkan oleh Alllah swt melalui Nabi Muhammad adalah perintah membaca. Sehingga, sedemikian penting kegiatan membaca dalam ajaran Islam. Perintah membaca diletakkan pada posisi paling awal dari ajaran Islam. Hal itu, membawa pengertian dan kesadaran, berupa pesan jangan melakukan sesuatu sebelum membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka pintu pengetahuan terbuka, sehingga diperoleh pemahaman untuk menghindar dari kegagalan dan bahkan kesesatan. Kiranya membaca tidaklah mudah, tergantung pada tingkatannya. Membaca dalam pengertian sederhana, yakni misalnya membaca buku, tidaklah sulit dilakukan. Orang yang tidak buta huruf, bisa melakukannya. Akan tetapi, apakah setiap orang tatkala membaca mendapatkan pengetahuan atau pemahaman yang sama, tentu tidak demikian. Ada sementara orang yang membaca sekali saja sudah mengerti, namun sebaliknya ada orang yang telah membaca berulang kali tetapi masih saja tidak paham. Selain itu, membaca juga bisa dimaknai dalam pengertian yang lebih tinggi, baik tatkala membaca alam maupun kehidupan sosial. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, orang bisa memahami alam yang lebih luas dan mendalam. Orang bisa mengembangkan ilmu biologi, fisika, kimia dan juga matematika. Melalui ilmu dasar itu maka dikembangkan ilmu kesehatan, teknologi, kelautan, kedirgantaraan dan lain-lain. Dari membaca itu, manusia kemudian memahami ciptaan Allah Yang Maha Luas dan dahsyat ini. Demikian juga, dalam bidang ilmu-ilmu sosial, manusia dengan kegiatan membaca telah berhasil mengembangkan ilmu yang digunakan untuk memahami perilaku manusia sendiri. Sehingga lahir ilmu sosiologi, psikologi, sejarah dan antropologi. Melalui disiplin ilmu ini, -----sebagaimana dikembangkan dalam ilmu alam, kemudian dikembangkan jenis ilmu yang lebih bersifat terapan seperti ilmu ekonomi, politik, pendidikan, hukum, administrasi dan lain-lain yang lebih luas lagi. Dengan demikian, pengertian membaca menjadi tidak hanya sebatas membaca tulisan-tulisan dalam buku teks, melainkan lebih luas dari itu. Membaca bisa memiliki makna atau konotasi yang luas, yakni membaca jagat raya ini. Membaca ayat-ayat qouliyah dan ayat-ayat kauniyah. Melalui kegiatan membaca ayat-ayat kauniyah, dengan menggunakan alat-alat modern orang berhasil memahami berbagai planit di muka bumi ini, tidak terkecuali juga memahami jagat pada dirinya sendiri, misalnya tentang susunan tulang dan daging, dan bahkan juga sel-sel yang bergerak dan hidup dalam tubuh dirinya. Dalam kehidupan sosial, manusia dengan kegiatan membaca akhirnya berhasil memahami kehidupan individual dan juga organisasi manusia dari berbagai ukurannya, perubahan sosial, motif-motif perilaku dan berbagai hal yang melatar belakanginya, kekuasaan, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Melalui pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan membaca itu, manusia kemudian mampu menjelaskan, melakukan kontrol hingga membuat pridiksi-pridiksi terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Atas dasar pemahaman seperti itu, membaca sesungguhnya memiliki pengertian yang amat luas. Membaca tidak saja berarti memahami terhadap tulisan atau catatan sederhana, melainkan bisa dimaknai dalam kontek yang lebih luas. Melalui pikiran, penglihatan, pendengaran dan atau indra lainnya bisa saja orang membaca keadaan masa lalu, hari ini, dan juga keadaan apa yang akan terjadi di masa depan. Melalui pengertian ini maka kemudian muncul istilah membaca tanda-tanda zaman. Orang yang mampu membaca tanda-tanda zaman akan mendapatkan keuntungan dalam hidupnya. Demikian pula, ternyata tidak semua orang memiliki kemampuan membaca, termasuk membaca berbagai potensi yang ada di lingkungannya. Mereka yang lemah kemampuannya dalam membaca ini tidak akan menjadi pemimpin, melainkan sebatas selalu menjadi pengikut. Kemampuan membaca ternyata memang bertingkat-tingkat. Ada orang yang sebatas membaca lingkungan dan bahkan apa yang ada pada dirinya sendiri saja tidak berhasil dilakukan. Tetapi juga sebaliknya, ada orang yang memiliki kemampuan luar biasa, berhasil membaca dalam wilayah yang luas dan mendalam. Orang yang berhasil membangun kemampuan membaca secara tajam, luas, dan mendalam inilah biasanya berhasil mengembangkan diri secara maksimal dan bahkan menduduki posisi-posisi penting dalam kehidupan sosialnya. Islam dalam membimbing umatnya agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan -----di dunia dan juga di akherat, melalui ayat yang pertama kali turun adalah anjuran untuk membaca. Tentu membaca dalam kontek ini, seharusnya dimaknai secara luas. Apalagi, perintah itu dirangkai dengan kalimat berikutnya, yakni membaca dengan nama Tuhan yang telah menciptakan. Ciptaan Allah Yang Maha Luas, Agung, dan Indah itulah yang harus dibaca oleh kaum muslimin, jika ingin mendapatkan keberuntungan. Membaca dalam pengertian seperti ini, tentu tidak sederhana, sehingga tidak semua orang mampu menjalankannya. Umat Islam, jika ingin bangkit, maka modal utama yang harus dimiliki adalah kemampuan membaca dalam pengertian yang luas dan mendalam ini. Sementara ini kemampuan membaca tanda-tanda zaman, berbagai potensi, dan peluang dan lain-lain, rasanya memang masih sangat perlu ditingkatkan. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar